Blinking Cute Box Cat





pemula-AwaliHarimu

Senin, 28 Agustus 2017

"_KEPADA CALON MERTUAKU_"


BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM….                                      
Ibu…
Sebentar lagi anak perempuanmu akan bertambah satu. Bukan karena Ibu akan melahirkan untuk kesekian kalinya tentu tak mungkin mengingat usia Ibu yang tak lagi muda, namun karena putra Ibu yang sudah dewasa akan segera mempersunting seorang wanita.
Ibu…
Betapa jantungku berdegup kegirangan ketika Ibu mau menyambutku dengan tangan terbuka? Ya, aku tak pernah mengira jika tanggapan Ibu kepadaku akan begitu hangatnya. Apalagi karena aku gadis yang biasa-biasa saja. Terima kasih karena mau membuka hati dan menerimaku ke dalam  keluargamu
Aku ingat ketika pertama kali  aku diajak berkunjung ke rumah Ibu. Aku gugup luar biasa, takut jika Ibu akan menolakku. Namun nyatanya ketakutan hanya ada dalam lingkar kepalaku saja. Saat aku tiba, Ibu dengan keramahannya langsung menyambutku dengan tangan terbuka. Ibulah yang membuka obrolan, memahamiku yang saat itu sedang dilanda kegugupan. Di kunjunganku yang berikutnya Ibu tak pernah alpa untuk duduk bersamaku dan membicarakan ini-itu.
Harus kuakui, Bu, aku memang gadis yang biasa saja. Untuk urusan dapur, aku juga tak begitu lihai. Jika dibandingkan dengan gadis lainnya, aku memang kalah. Namun, Ibu tidak usah meragukan kadar cintaku kepada putramu. Ya, aku sangat mencintainya ibu.. Aku berjanji pada Ibu bahwa dengan segala kekurangan yang aku miliki aku akan membahagiakan putra kesayanganmu.
Ibu…
Di balik kekurangan yang aku miliki, aku selalu ingin belajar. Ya, aku ingin menjadi istri yang istimewa bagi calon suamiku. Ajari aku ibu dari segala kekuranganku.

Ibu…
Sebentar lagi hari bahagiaku dan putramu akan segera tiba. Ya, kami akan saling mengucap janji sehidup semati di depan ratusan pasang mata. Kami akan saling menautkan jemari hingga usia kami menua. Aku akan menjadi teman hidupnya yang akan selalu menemani dan sedia di sampingnya. Menemaninya melewati masa-masa suka maupun masa terendah dalam kehidupan. Ya, aku berjanji akan selalu ada di sisinya dalam kesenangan maupun saat duka datang bertandang.
Ibu…
Tidak usah khawatir, saat nanti putramu sudah menjadi suamiku, dan ibu tidak usah cemas jika aku akan menggantikan posisi ibu. Karena memang ada dua tempat di hati calon suamiku.  Untukku, wanita yang akan mendampinginya dan untuk Ibu, wanita yang telah melahirkannya ke dunia.

                                               
             Dariku,
      Gadis sederhana yang akan mendampingi putra kesayanganmu.

:: INTERFEROMETER MICHELSON



Laboratorium Fisika Modern Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Makassar

Abstrak. Telah dilakukan eksperimen dengan judul “Interferometer Michelson” yang bertujuan untuk memahami prinsip kerja/konsep interferometer michelson dan  mengukur panjang gelombang sumber cahaya yang digunakan dalam percobaan. Pengambilan data dilakukandengancaramemutarmikrometersearahjarum jam hinggacerminbergeser, pergeseran ini disebut dm. Metode ini dilakukan sampai jumlah frinji yang melewati tanda interferensi yang diamati adalah sebanyak 20 frinji dan kelipatannya, hingga diperoleh sepuluh data.Perubahan pola frinji tersebut dapat dihitung nilai panjang gelombang laser yang digunakan. Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, diperoleh panjang gelombang sumber cahaya aligment bench yang digunakan adalah 640 nm, dengan kesalahan relatif terbesar yaitu 0,17%. Jika dibandingkan panjang gelombang laser aligment bench secara teori adalah 650 nm yang tidak memiliki perbedaan yang terlalu jauh dengan hasil eksperimen.


KATA KUNCI: frinji,  interferensi, interferometer michelson, panjang gelombang





PENDAHULUAN

Berkas cahaya pada hakikatnya merupakan osilasi gelombang dari medan listrik dan medan magnet. Bila dua atau lebih berkas cahaya bertemu, kedua medan tersebut akan bergabung menurut prinsip superposisi, sehingga akan teramati gejala interferensi.
Fenomena interferensi selalu berkaitan dengan teori gelombang cahaya. Pada hakekatnya cahaya mempunyai besaran amplitudo, panjang gelombang, fase serta kecepatan. Apabila cahaya melewati suatu medium maka kecepatannya akan mengalami perubahan. Jika perubahan tersebut diukur, maka dapat di peroleh informasi tentang keadaan objek/medium yang bersangkutan misal indeks bias, tebal medium dari bahan yang dilewatinya dan panjang gelombang sumbernya.
Pengamatan gejala interferensi berdasarkan prinsip superposisi pertama kali dilakukan oleh Thomas Young. Dalam eksperimennya, Young meloloskan seberkas cahaya pada celah tunggal yang sempit dan jatuh pada dua celah yang berdekatan. Di belakang kedua celah tersebut, Young menempatkan sebuah layar untuk menangkap gejala interferensi yang dihasilkan. Percobaan ini menegaskan sebuah bukti penting bahwa cahaya pada hakikatnya merupakan sebuah gelombang (Prinsip Huygens).
Tahun 1881, A. A. Michelson membangun interferometer berdasarkan prinsip percobaan Young. Interferometer ini akan digunakan untuk menguji keberadaan “eter”, yaitu sebuah media hipotetik yang dianggap sebagai medium perambatan cahaya. Bersama Morley, hasil percobaan Michelson menunjukkan bahwa hipotesis eter tidak dapat diterima.
Dalam perkembangan selanjutnya, Interferometer Michelson tidak hanya dapat digunakan untuk membuktikan ada tidaknya eter, akan tetapi dapat pula digunakan dalam penentuan sifat-sifat gelombang lebih lanjut, misalnya dalam penentuan panjang gelombang cahaya tertentu, pola penguatan interferensi yang terjadi, dan sebagainya. Sehingga, mengingat nilai guna dari eksperimen ini yang sedemikian luasnya, maka percobaan Interferensi Michelson ini menjadi penting untuk dilakukan.
Dalam penelitian ini yang diamati adalah perubahan pola dan jumlah frinji interferensi pada Interferometer Michelson, sehingga dari perubahan pola frinji tersebut dapat dihitung nilai panjang gelombang laser aligment bench. Manfaat dari penelitian ini mahasiswa dapat menambah wawasan mengenai fenomena fisis dari interferensi dan prinsip kerja Interferometer Michelson dan kedepannya mahasiswa dapat melakukan  percobaan ini dengan sendirinya.
Pada eksperimen interferometer michelson kali ini bertujuan untuk memahami prinsip kerja/konsep interferometer michelson, dan  engukur panjang gelombang sumber cahaya yang digunakan dalam percobaan. Ekperimen ini dilakukan dengan memutar micrometer sekrupsearah jarum jam sehingga cermin bergeser pergeseran cermin diambil sebagai nilai dm. Pada eksperimen michelson yang diamati adalah perubahan pola dan jumlah frinji interferensi pada Interferometer Michelson, sehingga dari perubahan pola frinji tersebut dapat dihitung nilai panjang gelombang. Pengambilan data dari hasil pengamatan dilakukan sampai jumlah frinji yang melewati tanda interferensi sebanyak 20 frinji dan kelipatannya sehingga diperoleh sepuluh data.

TEORI

Interferensi dan difraksi merupakan fenomena penting yang membedakan gelombang dari partikel. Interferensi ialah penggabungan secara superposisi dua gelombang atau lebih yang bertemu dalam satu titik di ruang. Sedangkan difraksi adalah pembelokan gelombang di sekitar sudut yang terjadi apabila sebagian muka gelombang dipotong oleh halangan atau rintangan. Interferensi gelombang dari dua sumber tidak teramati kecuali sumbernya koheren, atau perbedaan fase di antara gelombang konstan terhadap waktu.[3]
Interferometer Michelsonmerupakan seperangkat peralatan yang memanfaatkan gejala interferensi. Prinsip interferensi adalah kenyataan bahwa beda lintasan optik (d) akan membentuk suatu frinji.[1]
Hasil interfrensi yang berupa pola-pola cincin dapat digunakan untuk menentukan beberapabesaranfisis yang berkaitandenganinterferensi, misalnyapanjanggelombangsuatusumbercahaya, indeks bias, danketebalanbahan.Berdasarkangaris-garis yang terbentuk, makainterferensiterbagimenjadiduayaituinterferensisalingmenguatkan yang ditandaidengancahaya yang lebihterangdaninterferensisalingmelemahkan yang ditandaidengangarisgelap.Interferensisalingmenguatkanteramatiketikapuncakgelombangpertamabertemudenganpuncakgelombangkedua, sedangkaninterferensisalingmelemahkanteramatiketikapengaruhgelombangpertamadibatalakanolehpengaruhgelombangkedua.[4]
Tahun 1881, A. A. Michelson membangun interferometer berdasarkan prinsip percobaan Young. Interferometer ini akan digunakan untuk menguji keberadaan “eter”, yaitu sebuah media hipotetik yang dianggap sebagai medium perambatan cahaya. Bersama Morley, hasil percobaan Michelson menunjukkan bahwa hipotesis eter tidak dapat diterima. Skema perangkat interferometer Michelson diperlihatkan dalam gambar berikut[2].


GAMBAR 1: Skema Interferometer Michelson
Dari gambar di atas seberkas cahaya laser menumbuk beam splitter. Beam splitter ini berfungsi memecah berkas sehingga 50% cahaya yang jatuh padanya dipantulkan dan 50% sisanya diteruskan. Berkas cahaya pantul bergerak menuju M2 dan berkas cahaya yang diteruskan bergerak menuju M1. Kedua cermin M1 dan M2 kemudian memantulkan kembali berkas-berkas cahaya tersebut kembali ke beam splitter.
Setengah dari masing-masing berkas cahaya pantul dari M1 dan M2 kemudian di teruskan ke viewing screen, dan teramati pola lingkaran gelap-terang-gelap-terang konsentris. Oleh karena berkas cahaya interferensi bersumber dari berkas yang sama, maka berkas-berkas ini akan memiliki fase yang sama. Perbedaan fase relatif pada saat bertemu bergantung pada panjang lintasan optiknya. Panjang lintasan optik berkas cahaya pantul dapat diubah dengan menggerakkan M1. Karena berkas cahaya bergerak dua kali antara M1 dengan beam splitter maka menggerakkan M1 sejauh ¼ l menuju beam splitter akan mengurangi lintasan optik sebesar ½ l. Pada kondisi ini, pola interferensi akan berubah, jari-jari maksimum berkurang dan akan menempati posisi minima sebelumnya[1].
Dengan menggerakkan cermin perlahan-lahan sejauh dm, dan menghitung N, yaitu banyaknya pola interferensi yang kembali ke kondisi awal, maka panjang gelombang cahaya dapat dihitung dengan persamaan berikut

                                                                                  


Text Box: λ= (2d_m)/N
                                                (1)      


Text Box: λ= (2d_m)/N


METODOLOGI EKSPERIMEN
Eksperimen interferometer michelson bertujuan untuk Memahami prinsip kerja/konsep interferometer Michelson, dan  Mengukur panjang gelombang sumber cahaya yang digunakan dalam percobaan. Alat yang digunakan untuk melakukan eksperimen ini yaitu:Perangkat alat interferometer, Sumber sinar laser, dan Laser alignment bench.













GAMBAR 2:Perangkatpercobaan Interferometer Michelson

Ekperimen ini dilakukan dengan memutar perangkat mikrometersearah jarum jam sehingga cermin bergeser. Pada eksperimen michelson yang diamati adalah perubahan pola dan jumlah frinji interferensi pada Interferometer Michelson, sehingga dariperubahan pola frinji tersebut dapat dihitung nilai panjang gelombang.
Pengambilan data dari hasil pengamatan dilakukan dengan menyetel perangkat untuk mengatur tombol mikrometer selanjutnya memutar tombol mikrometer satu putaran berlawanan arah jarum jam sampai titik nol pada mikrometer sejajar dengan tanda indeks.
Pola interferensi yang berupa lingkaran terang dan dikelilingi cincin gelap (frinji) akan tampil pada layar. Setelah diketahui bentuk awal frinjinya, ditetapkan pola gelap sebagai titik acuan perhitung jumlah frinji.Selanjutnya, dilakukan pengukuran dm dengan memutar secara perlahan-lahan skrup mikrometer pada M2 searah jarum jam sampai jumlah frinji yang melewati tanda interferensi sebanyak 20 frinji dan kelipatannya, mencatat penunjukkan mikrometer pada posisi ini sebagai dm. Kegiatan ini dilakukan sebayak 10 kali (sampai jumlah frinji yang melewati tanda interferensi sebanyak 200 frinji) dimana setiap kelipatan 20 frinji mencatat penunjukkan pada mikrometernya.






HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISA DATA

HasilPengamatan

NST mikrometer : µm
TABEL 1.HubunganantaraJumlah Frinji (N) dengan JarakPergeseran Cermin (dm)
No
N
dm (x 10-6) m
1
20
6,00
2
40
13,00
3
60
19,00
4
80
25,00
5
100
31,00
6
120
37,00
7
140
44,00
8
160
50,00
9
180
56,00
10
200
62,00

Analisis Data

Menghitung panjang gelombang menggunakan persamaan:



Dimana:   : Panjang gelombang (nm)
             : Beda Lintasan Optik (m)
N               : Jumlah Frinji

Dengan Ketidakpastian panjang gelombang ( .

v  Menghitung Beda Lintasan Optik (dm)

v  Menghitung Panjang Gelombang (

Menghitung rata-rata Panjang Gelombang (

Menghitung Ketidakpastian Panjang Gelombang
v  Ketidakpastian Panjang Gelombang (
 (4AP)

v  Ketidakpastian Panjang Gelombang (
 (4AP)
v  Ketidakpastian Panjang Gelombang (
 (4AP)

v  Ketidakpastian Panjang Gelombang (
  (4AP)

v  Ketidakpastian Panjang Gelombang (
(4AP)

v  Ketidakpastian Panjang Gelombang (
 (4AP)

v  Ketidakpastian Panjang Gelombang (
 (4AP)

v  Ketidakpastian Panjang Gelombang (
 (4AP)

v  Ketidakpastian Panjang Gelombang (
 (4AP)

v  Ketidakpastian Panjang Gelombang (
(4AP)


PEMBAHASAN
Interferensi adalah penggabungan secara superposisi dua gelombang atau lebih yang bertemu dalam satu titik di ruang. Salah satualat yang dapatdigunakanuntukmengidentifikasiadanyainterferensiadalahdenganmenggunakanalat yang disebut interferometer, salahsatucontohnyaadalah interferometer Michelson.
Padaeksperimen Interferometer Michelson dilakukandengantujuanuntukmemahamiprinsipkerja interferometer Michelson danmenentukanpanjanggelombang laser yang digunakanyaitu laser aligment bench.Prinsip dari eksperimen interferometerMichelson yang telah dilakukan yaitu  seberkas cahaya monokromatik yang dipisahkan di suatu titik tertentu sehingga masing-masing berkas dibuat melewati dua panjang lintasan yang berbeda, dan kemudian disatukan kembali melalui pantulan dari dua cermin yang letaknya saling tegak lurus dengan  titik pembagi berkas tersebut.  Setelah berkas cahaya monokromatik tersebut disatukan maka akan didapat pola interferensi akibat penggabungan dua gelombang cahaya tersebut.  Pola interferensi itu terjadi karena adanya perbedaan panjang lintasan yang ditempuh dua berkas gelombang cahaya yang telah disatukan tersebut.
Pada eksperimen ini yang diamati adalah perubahan pola dan jumlah frinji interferensi pada interferometer michelson, sehingga dari perubahan pola frinji tersebut dapat dihitung nilai panjang gelombangberdasarkanpersamaanpanjanggelombang.Pengambilan data dilakukandenganmemutar mikrometer searah jarum jam sehingga cermin bergeser, pergeseran cermin diambil sebagai nilai dm.Metodeinidilakukan sampai jumlah frinji yang melewati tanda interferensi yang diamatiadalahsebanyak 20 frinji dan kelipatannyahingga diperoleh sepuluh data.
Berdasarkananalisis data diaatasdiperolehpanjanggelombangantara 600-700.Dimana rata-rata panjanggelombangnyayaitu 620 nm. Hasil yang diperolehberdasarkaneksperimenmemilikiperbedaantidakterlalujauhdenganpanjanggelombang laser alignment bench secarateori, yaitusebesar 650 nmberdasarkanpanjanggelombangtampak yang berwarnamerah.
Adapunpersentasekesalahanrelative panjanggelombang yang terbesaryaitu 0,17%. Besarnyakesalahanrelatif yang diperolehpadaeksperimendisebabkankarenakurangtelitipadasaatpembacaan micrometer ataukekeliruanpadasaatmenentukanjumlahfrinji yang telahmelewatitanda yang telahditentukan, sehinggahasil yang diperolehkurangtepat.
SIMPULAN

Berdasarkaneksperimen yang telahdilakukan, dapatdisimpulkanbahwapanjang gelombang sumber cahaya aligment bench yang digunakanadalah620 nm, dengankesalahrelatifterbesaryaitu 0,17%. Jikadibandingkanpanjanggelombang laser aligment bench adalah 650 nm yang tidakmemilikiperbedaan yang terlalujauhdenganhasileksperimen.

REFERENSI

[1] Halliday, D. dan Resnick, R. 1993.  Fisika Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
[2]Subaer, dkk. 2013. Penuntun Praktikum Eksperimen Fisika I Unit. Makassar: Laboratorium Fisika Modern Jurusan Fisika FMIPA UNM.
[3] Tipler, P. A. 1991. FisikauntukSainsdanTehnikJilid 2 (alihbahasa Dr. BambangSoegijono). Jakarta: Erlangga.
[4] Umar, Efrizon.2008. BukuPintarFisikaBandung: Mediapusindo